Rahim retrofleksi adalah di mana kondisi rahim dengan posisi melengkung ke belakang menghadap ke arah anus atau tulang belakang, sedangkan normalnya posisi rahim melengkung ke depan ke arah perut dan letaknya di atas kandungan kemih.
Kondisi rahim retrofleksi atau disebut juga dengan istilah rahim terbalik memiliki pengaruh yang signifikan bagi terjadinya peluang kehamilan. Namun wanita dengan rahim retrofleksi masih memiliki kemungkinan untuk hamil tapi mengharuskan proses yang panjang.
Secara logika ketika wanita memiliki rahim retrofleksi maka ketika terjadi produktivitas seksual sel telur akan kesulitan menemukan indung telurnya. Hal ini disebabkan oleh posisi rahim yang terbalik. Meski demikian tidak menutup kemungkin masih dapat dilakukan pembuahan dengan menggunakan metode-metode medis.
Ada berbagai macam kondisi yang menyebabkan rahim retrofleksi yaitu diantaranya karena disebabkan radang, riwayat endometriosis, bekas operasi atau bahkan infeksi yang terjadi di area panggul. Dalam beberapa penelitian rahim retrofleksi dapat kembali normal secara alami ketika memasuki kehamilan trimester pertama.
Gejala yang dialami pada wanita dengan rahim retrofleksi
Posisi rahim yang tidak berada dengan baik sebagaimana mestinya memberikan beberapa efek yang dapat dirasakan wanita. Gejala yang dialami bermacam-macam dapat berupa nyeri pada tulang belakang. Selain itu akan terasa nyeri pada vagina ketika melakukan hubungan intim.
Nyeri pada vagina biasanya dirasakan karena adanya tekanan pada vagina yang disebabkan oleh alat reproduksi pria. Sehingga apabila kondisi wanita dengan rahim retrofleksi sudah diketahui maka disarankan pada pasangan suami istri untuk menghindari gerakan-gerakan hubungan seksual yang akan menyebabkan nyeri pada vagina. Selain itu ada pula kemungkinan terjadinya infeksi pada saluran kemih atau bahkan menyebabkan kandungan kemih menjadi tertekan sehingga sering buang air kecil.
Ada beberapa posisi berhubungan intim yang dianjurkan pada suami istri program hamil dengan kondisi rahim retrofleksi. Adapun ulasannya sebagai berikut :
Pertama, diupayakan mulut rahim tidak terpapar oleh sel sperma. Untuk mendukung kondisi itu istri dianjurkan untuk meletakkan punggungnya di posisi yang lebih tinggi atau diganjal. Kedua, ketika melakuan hubungan intim dianjurkan menerapkan posisi doggy style (dari arah belakang) sehingga sperma tidak keluar.
Ketiga, setelah melakukan hubungan intim istri jangan langsung tidur atau berdiri. Diupayakan tetap pada posisi sujud hingga sampai 20-30 menit. Keemat, dilakukannya operasi rekonstruksi.